Saturday 3 September 2016

Antara ISIS, Islam, dan Kedamaian

"And how about ISIS? Are they representation of Islam?" 
Tanyanya setelah menanyakan tentang gerakan shalat; apakah shalat menghadap ke satu arah atau bebas mengarah kemana saja; apakah shalat sama dengan meditasi, apa kegunaannya, dll. She is from Hongkong, one of my buddies study during Educator Course last week. 
Karena tempat tidur kami bersebelahan, dia yang selalu melihat saat aku melaksanakan shalat. Memerhatikan apa yang dibaca, dan mengapa menghadap "tembok". Aku perlihatkan gambar Ka'bah yang dikelilingi jutaan manusia. Dengan terkejut dia bertanya untuk meyakinkan, "Itu semua manusia? Jadi semua manusia muslim di seluruh dunia shalat menghadap benda itu? Mengapa menyembah benda hitam itu?"
"Ya! Ka'bah sebuah bangunan, kami tidak menyembah bangunan mati. Melainkan itu simbol bahwa kami hamba dari Tuhan yang Maha Satu. Apapun warna kulit kami, dari mana pun asal kami, di hadapan Dia kami sama-sama hamba." Jawabku sambil memerlihatkan gambar Ka'bah yang lain. Dia masih terpana dengan fenomena jutaan manusia mengelilingi satu titik. Beberapa saat kemudian dia sedikit memundurkan posisi tempat duduknya, dan bertanya, "And how about ISIS? Are they representation of Islam?"

Ini dia... Seperti seluruh pertanyaan yang lainnya, aku selalu merasa harus sangat hati-hati menjawab. Memohon kepada Allah agar di setiap jawaban yg keluar ini mengandung kebaikan, tidak menyakiti perasaan siapapun. 
Selama seminggu merasakan menjadi minoritas, sebuah pengalaman yang warrbiyasah. Gak bisa berprilaku seenaknya, harus selalu memerhatikan yang lain. Teringat pesan Abi sebelum pergi haji bersamaan dengan aku harus pergi ke acara ini. Abi bilang, "Membaur tanpa harus melebur." Bergabung dengan 25 peserta Educator Course dari 12 negara berbeda di tanah subur Bali, dan menjadi satu di antara dua peserta muslim, memberikanku banyak pelajaran. Bahwa hal pertama yang orang lain rasakan dari kehadiran kita adalah perilaku diri. Bukan hafalan teori, dalil, dan segudang argumen. Melainkan akhlaq, bagaimana kita membawakan diri kita di antara sebuah komunitas. Aku punnn masih jauuuuh dari akhlaq terpuji. Tapi sangat terpatri dengan pepatah sunda, "Someah, Hade Ka Semah", atau "ramah, berlaku baik kepada tamu." 
Temanku ini seorang pencinta hewan. Di pagi hari ketiga Course aku kehilangan dia, ternyata dia berjalan-jalan sendiri di sekitaran hutan. Menemukan seekor babi, yang menurutnya sangat lucu, sedang makan dan mengorek-ngorek tanah. Dengan bahagianya dia memerlihatkan kepadaku video babi-lucunya itu, dan aku? "Ahya, lucu banget!" Sambil menahan meringis.. Rupanya dia sedang merindukan ternak babi dan anjingnya di Hongkong.

Lalu tentang pertanyaannya tadi.. Sejujurnya aku takut saat menjawab pertanyaan ini, akhirnya aku menjawab, "Well, do you know what ISLAM means? Islam taken from arabic word, its means: PEACE. Why? Karena Islam mengajarkan kedamaian. Dalam kitab suci kami tertulis tentang tujuan mengapa manusia dihidupkan adalah untuk menjadi seorang Leader yang spread love and kindness on earth. Not only to human, but to the mother nature, and even the animals! Dalam agama kami, ada kisah yang ditutur; seorang wanita pezina yang sudah lumur dengan dosa dia masuk surga karena kasih sayangnya kepada seekor anjing. Dia memberikan minum saat anjing itu kehausan. Dan saya belajar banyak bagaimana menyayangi binatang dari kamu looh..!" Dia tersenyum bahagia, "Oh, really?!"

"Tentang ISIS, aku ga bisa menjawabnya. Terorisme tidak memiliki agama, artinya bisa saja terjadi di agama mana pun, dan mengaku-aku sebagai agama mana saja. Islam agama yang penuh kasih sayang, nabinya aja bermakna "Yang Terpuji".. Jadi kamu bisa menilai mana yang sebenarnya yg merepresentasikan Islam. Agama kami tidak mengajarkan kekerasan, sebaliknya, agama kami agama yang penuh kasih sayang dan kebaikan."

Temanku mengangguk-angguk menyimak dengan simpati, lalu menimpali, "Terima kasih, Nati. Ini baru kali pertama aku punya teman muslim. Selama ini aku dengar Islam hanya tentang ISIS dan terorisme. Itulah kenapa aku menanyakan hal ini, karena apa yang aku dengar tentang Islam teroris sangat berbeda dengan yang aku saksikan langsung dengan praktek bagaimana kamu beragama!"


Allahumma shalli 'alaa sayyidinaa Muhammad.. Jadi kangen sama Junjungan yang Terpuji..



###
Nati Sajidah

Memori dari Educator Course yang diselenggarakan Green School Bali, 29 Agustus - 2 September 2016.

No comments :

Post a Comment