Thursday 2 April 2020

Duka yang Jadi Kendaraan Menuju Manusia Cinta

Kepadamu yang menggelayutkan pilu di langitnya doa,
Kepadamu yang membenamkan hasrat di embusan harap,
Kepadamu yang menerbangkan sesak dada di semesta..

Sungguh kau dicintai
Bukan oleh manusia biasa, 
yang tak mampu mengukur pengabdianmu
Namun kau dicintai
Olehnya, yang kepadanya cinta selalu berbalas tak pernah sederhana.

Kau tahu,
Di Madinah kala itu, 
setiap yang sedang kesulitan dan tercekik permasalahan, mereka datang kepada Manusia Cinta, Nabi Muhammad Al-Musthofa. 
Mengadukan dan berharap didedah ketersesakkan.
Mengadukan dan berharap pulang dengan kerelaan.

Dan mereka mendapatkan, bahkan lebih dari yang diinginkan. Mereka kembali dengan hati yang penuh dan teduh.

Sebatang pohon kurma usang di pojokan Raudhah pun menangis menjerit mengadu padanya.
Kau tahu,
Lengkingan tangisnya mereda, ketika tangan yang mulia membelai dengan seutuh cinta.
Ia berkata, 
Apakah kau mau terus menangis hingga hari kiamat tiba? Atau kau pilih berhenti dan bisa bersamaku nanti di surga? 

Duhai, meredalah tangisan si batang pohon kurma itu. 

Ia memilih menerima ketetapan Tuhannya, agar dapat terus bersama dengan Kekasih Allah hingga di Nirwana. 

Maka ku saksikan. 
Segala duka yang kau terima, kemudian kau bawa mengadu dalam balutan shalawat untuk Kekasih Allah yang Mulia, itulah kendaraanmu.. 
menuju yang kau rindu, yang cinta kepadanya, 
selalu berbalas tak pernah sederhana.


-
Nati Sajidah
Sya'ban 1441 H

1 comment :

  1. selalu berbalas dan tak pernah sederhana ❤
    Allahumma sholi 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala ali sayyidina Muhammad

    ReplyDelete