Sunday 29 May 2016

Akan Membawa Kemanakah Perjalanan Sukar Ini?

Kita pernah lewati rintangan, terjalnya pendakian, hantaman batu yang tak terduga, 
dan derasnya perjalanan.. 
Mungkin saat melaluinya kita merasakan keletihan yang sangat. 
Dengan hati yang terus bertanya-tanya, akan membawa kemanakah perjalanan sukar ini? 
Mengapa begitu berat?

Jalani saja. 
Selama terus bergerak, aliran itu akan menghantarkan kita pada hal-hal yang mengejutkan. 
Pada kesadaran-kesadaran. Pada pelajaran-pelajaran. Pada hikmah-hikmah. 
Sampai atau tidaknya kita di tujuan yang diinginkan, sepertinya hidup bukan tentang itu. 
Tapi ialah kita terus bergerak berusaha. Berharap dan berdoa. 

Pada akhirnya, waktu juga yang memulihkan semua. 
Memberi tahu kita tentang rahasia-rahasia di masa lalu. 
Tentang kesalahpahaman yang menggelikan. 
Tentang air mata kemarin yang berubah menjadi tawa hari ini.

Pada akhirnya kita tersadar. 
Ada hal-hal yang tak bisa dikendalikan, kecuali oleh waktu. 
Yang bisa kita lakukan? Ialah terus berjalan bersamanya.
PadaMu segala puja, duhai Sang Penguasa Masa.
Setelah merasakan derasnya air dan hantaman batu, 
akhirnya bisa merasakan ketenangan yang syahdu.


Alhamdulillaah




Friday 27 May 2016

WAKTU DAN KEKHAWATIRAN-KEKHAWATIRAN ITU


Waktu yang telah ditetapkanNya tak bisa disegerakan atau ditangguhkan. Walau seluruh makhluk bumi berusaha mengerahkan.
Kemarin saya ketinggalan travel jam 3.45 dini hari. Jam pemberangkatan selanjutnya jam 04.30. Sedangkan saya harus sudah berada di bilangan daerah Jakarta Pusat pk. 08.30. Setelah tiket digenggam, hati saya masih terus khawatir. Sampai ga ya jam 08.30? Perjalanan Bandung-Jakarta sekarang susah diprediksi. Bisa jadi di tol lancar, tapi di tol dalam kotanya yang ramai. Atau pernah juga ada kecelakaan di tengah tol Cipularang, menyebabkan kemacetan yang panjang. Serba gak pasti. Gimana kalau saya telat dan Pak Boss menunggu lama, lalu berdampak ke acara kacau karena saya telat? Astaghfirullah. Kok seneng betul terus mengoleksi kekhawatiran. Apa semua kekhawatiran itu membantu agar saya datang lebih cepat? Ngga. Akhirnya saya ngatur nafas yang ritmenya tak beraturan tanda hati penuh khawatir.
Bismillah. Kalau Allah sudah berkehendak maka jadilah. Allah yang punya waktu. BagiNya mudah menahan atau menyegerakan. Toh kita sering mengalami kondisi seperti ini: waktunya sama sekian jam tapi di beberapa kondisi sekian jam itu akan sangat terasa lama dan membosankan. Di waktu yang lain sekian jam itu terasa sangat singkat. Allah Maha Kuasa mengatur waktu. Hanya Dia yang memiliki kunfayakun. Terserah Allah sajalah. SekehendakNya sajalah..
Kalaupun saya telat, ya memang harusnya begitu. Gak usah terus menyesali. Tinggal ambil pelajaran agar jangan terlalu last minutes, harus disiapkan betul-betul.
Nafas panjang keluar dengan tenang. Iya, segimana Allah saja..
Akhirnya saya bisa istirahat di setengah perjalanan. Bangun-bangun melihat jam, alhamdulillah lancar. Mata saya terus melihat GPS. Berapa lama lagi jarak sampai, sambil memperhitungkan waktu dan kecepatan pak supir membawa mobil.
Mata saya menangkap jalanan berwarna biru di layar aplikasi Maps. Itu jalanan yang sudah ditempuh di belakang. Sedangkan jalanan kuning dan merah menunjujkkan jalanan ke depan yang akan ditempuh mobil. Tiba-tiba saya merasa waktu berhenti sesaat oleh sebuah kesadaran yang menohok. Allahu akbar! Sering sekali kita mengkhawatirkan apa yang ada di hadapan, dan di waktu yang bersamaan kita abai mensyukuri ribuan kilo "jalanan" yang telah berhasil dilalui di belakang. Kita sibuk khawatirkan ini dan itu, lalu lupa bahwa untuk sampai di titik yang sekarang dipijak ini kita telah melalui banyak rintangan. Melampaui dari segala yang dikhawatirkan. Bahkan kekhawatiran-kekhawatiran serupa telah pernah kita atasi. Maka kenapa masih terus mengulum kekhawatiran, sedangkan kita memiliki Tuhan yang Maha Memampukan.
Sekali lagi kesadaran ini menghujam; bahwa kekhawatiran sama sekali takkan membantu atau mengubah apa-apa di masa yang akan datang. Tidak.
Justru hati yang penuh dengan kepasrahan akan membuat diri bersikap dengan sebaik-baik sikap.
Memasuki Jakarta jalanan padat merayap. Kekhawatiran itu tetap terdengar bersahutan di hati. Saya pejamkan mata. Ya Allah, terima kasih telah menyampaikanku di sini. TanpaMu, segala usaha semaksimal apa pun takkan ada pengaruhnya. Allah, jadikan aku hamba bersyukur atas nikmat-nikmatMu yang tak terukur. Allah, hilangkan kekhawatiran-kekhawatiran di dalam hati, karena ku tahu aku memilikiMu.
Pukul 08.10 Pak Supir menawarkan siapa yang ingin turun di halte sebelum shuttle resmi. Saya memutuskan turun di sana, lanjut menyambung menggunakan kendaraan bermotor. Menepuk abang ojek untuk memilih jalan tikus paling cepat. Waktu terasa diremas maju mundur. Rasanya sudah tak berbilang detik menit lagi. Kecuali hanya ritme: Allah, Allah, Allah. Kau Penguasa Waktu..
Pukul 08.33 tiba di salah satu gedung pencakar langit di Jakarta Pusat. Alhamdulillah. Berlari sekencang mungkin dari halaman depan yang luas memasuki gedung, sambil melirik handphone, takut Pak Bos menunggu. Satu pesan masuk dari beliau, "Nati, saya telat. 45 menit lagi sampai."
Amboi. Betulah, Kau amat mudah mengendalikan segalanya, ya Allah..
Nyatanya, yang menyampaikan kita di titik yang sekarang bukanlah kekhawatiran. Atau kemampuan diri. Bukan. Melainkan semata hanya karena Allah menghendaki. Jika kekhawatiran itu terus saja menggerogoti, bawalah ia ke hadapan Allah Rabbul 'izzati. Mohonkan hati yang penuh keberpautan, kepasrahan, ketenangan.
Semoga kita dikaruniai hati yang bersyukur, dan terkikislah segala kekhawatiran itu.

###
Natisa
Argo Parahyangan, 27 Mei 2016.


Tuesday 24 May 2016

Merah Warna Kesukaan Rasulullah Saw?

Siapa suka warna MERAH?
AKU! 😍
Sejak tahu di antara warna kesukaan Rasulullah saw adalah merah, jadi seneng ngoleksi yang merah-merah.
Memangnya betul Rasulullaah Saw suka warna merah? 

Pertama kali aku tahunya dari obrolan santai dengan Sejarawan Pak Mansur Suryanegara. Kata beliau, bendera negara kita ini bukan bendera sembarangan. Warna merah dan putih adalah 2 warna yang disukai Rasulullaah Saw. Bahkan untuk memanggil istri kesayangannya Rasul saw menggunakan kata "Humaira" atau "kemerah-merahan". Pedang Rasul juga berwarna merah. 


Dan setelah kepo sana-sini, ternyata Rasulullah Saw menggunakan pakaian berwarna merah di waktu-waktu spesial. 


Al Baihaqi meriwayatkan hadis dari Jabir r.a katanya : 

“Pernah Rasulullah saw berpakaian yang bercorak merah pada dua hari raya dan pada hari Jumat.” 

Dua hari raya dan Hari Jumat adalah hari spesial, dan beliau menggunakan warna merah pada hari-hari tersebut. Apa itu artinya warna merah adalah warna yg spesial? No wonder beliau memanggil Bunda Aisyah radhiyallahu 'anha dengan panggilan Humaira. Orang yang spesial dipanggil oleh manusia paling spesial. MasyaAllah, indahnyaa. Allahumma shalli 'alaa sayyidinaa Muhammad wa 'alaa aalihi wa ashaabihi ajma'iiin. 💗 .


***
Nati Sajidah