Friday 19 February 2016

Sujud Mengajari Kita


SUJUD mengajari kita,Bahwa KEDEKATAN yang sejati adalah ketika mensejajarkan kepala yang pongah dengan kaki yang selalu di bawah.

Kita dekat dengan Tuhan saat kita merendahkan diri, meninggikan Ia.

Pentunjuk Tuhan dekat, saat kita merendah mengakui segala kelemahan.
Mengapa petunjuk-Nya tak terdengar jelas? Mungkin kita sering menuhankan keinginan diri, sehingga hari ini kita sering bingung terlalu banyak menyimak keinginan dunia. Terlalu banyak menguntai keinginan diri-menolak ketetapan-Nya.

Sujud mengajari kita; kedamaian sejati adalah saat diri dengan penuh kerendahan hati MENERIMA apa pun yang datangnya dari-Nya. Dengan salam kedamaian, kita akhir shalat. Bersiap melakoni peran yang diberikan Tuhan dengan sebaik-baiknya. Mengejar ridha-Nya. Mengejar apa yang disukai-Nya. 


---
Nati Sajidah



Thursday 18 February 2016

Tak Lelah Memeluk Ketakutan?


Bahwa yang seringkali buruk itu hanya prasangkamu saja. 

Ketika dijalani dengan minta bantuan Allah Sang Maha, tak jarang semua ternyata baik-baik saja. Kalau pun ada sedikit rintangan yakin pasti mampu dilalui. Mengapa? Karena Tuhan berjanji tak kan memberikan masalah yang tak dapat dihadapi. Hanya saja janji-Nya sering kita kungkung dengan pembatasan diri berupa ketakutan.


Tak lelah memeluk ketakutan begitu lama? Jangan tunggu seseorang menjatuhkanmu untuk bergeming.
Ketakutan akan menjadi keberanian baru yang akan lahir, jika kita mau menaklukannya.
Selamanya akan mengerikan jika hanya sekadar menggulung ketakutan. Hadapi, kamu tak pernah sendiri. Allah-lah yang Maha Sendiri dalam segala urusanNya, yang senantiasa ADA bersama hamba yang memohon pertolongan. Hampiri Ia, hadapi.

Sesuatu menjadi masalah ketika kita yakin hal itu akan selamanya menjadi masalah. Padahal ia hanya membutuhkan sedikit keberanian dan sesemesta doa, untuk kemudian menjadi batu loncatan pada sebuah episode kehidupan baru yang lebih baik.
Hadapi.

---
Natisa,
Di sebuah ruang ketakutan, 2016


Monday 15 February 2016

Ini Tentang Siapa?


Kita bermasalah
Kita menghadapi masalah
Kita menghadapi orang bermasalah
Kita kena imbas dari masalah

Ujung-ujungnya akan membawa pada satu titik kesadaran: 

ini tentang diri dan Tuhan, ini tentang aku dan Tuhanku.
Tenangkan riak ego, jujur pada diri, dengarkan apa kata hati; apa yang sebaiknya dilakukan oleh diri sebagai hamba Tuhan yang Maha Pengasih. Tak urusan dengan gengsi pada orang lain, atau apa pun kesan orang terhadapmu. Tetap lakukan yang terbaik bagi diri sebagai hamba-Nya. Hanya 2 itu saja pertimbangannya: tentang aku dan Tuhanku. Lakukan yang terbaik.

Karena sekali lagi, semua ini tentang "aku dan Tuhanku". 

Merendahkan diri, memaafkan, memberikan senyuman ❤



---
Natisa, 2016


Thursday 11 February 2016

Mengekalkan Kebaikan dengan Melupakan

Buku #CrayonUntukPelangiSabarmu



"Kekalkan kebaikanmu dengan melupakannya." 
-KH. Mustofa Bisri 


Karena mengingatnya, kita akan pamrih
Karena mengingatnya, hati akan menagih
Karena mengingatnya, kita akan perih
jika tak berbuah pembalasan

Jadi, lupakan saja,
Niscaya kebaikan akan kekal sebagai bekal
Untuk dibawa ke akhirat nan kekal.

Mengingat-ingat kebaikan diri hanya akan jadi beban. 

Melajulah, lanjutkan kebaikan kumpulkan bekal.
Hidup ini untuk mengumpulkan bekal, bukan beban.



---
Natisa
Pantai Rancabuaya, 2015