Wednesday 4 November 2015

Di Balik Cover Buku ‪

Barusan ada sahabat kirim BBM. Dia baru saja menyelesaikan membaca Crayon dan berkata, "Sempurna, Nati, bukunya! Typography, ilustrasi, layout, konsep dan isinya... sempurna!"
Tentu saja sahabatku ini berlebihan, buatan manusia tidak ada yang sempurna, bukan? 
😊
 Segala puji hanya milik dan ditujukan kepada Allah Swt.

Lalu ada sahabat lain yang mengirimkan pesan di inbox. "Nati, aku suka cover bukumu! Itu siapa yang bikin?"
Pertanyaannya membuat aku menarik mundur mengingat saat-saat pembuatan cover. Aku bersama kawanku yang ahli desain, Suhaeli Hamdhawi, selama sebulan otak-atik cover. Selama sebulan itu pula hampir 10 cover jadi, tapi tak juga cocok. Sampai-sampai ada kawanku yang selalu menyapa di BBM tiap kali aku ganti DP cover Crayon, "Ganti lagi covernya?" 
😵😂
Akhirnya jalan keluar itu datang melalui nasihat guru kami. Dibuatlah cover Crayon yang kini sudah jadi. Filosofinya begitu dalam. Warna putih yang dijadikan latar adalah lambang kesucian hati yang selalu berusaha untuk bersabar. Warna apapun akan indah di atas latar putih. Begitu pula kehidupan. Sedahsyat apapun ujian, akan terasa indah jika memiliki hati yang sabar. Kita hadirkan warna putih, agar warna-warna kehidupan timbul dengan keindahannya. 
Tulisan 'CRAYON' yang tersusun oleh crayon warna-warni serta arahnya yang tidak sama adalah simbol dari banyak sekali dalam kehidupan ini yang dapat kita lakukan untuk meneguhkan kesabaran. Dalam hal ini, isi Buku Crayon terdiri dari variasi judul adalah CRAYON itu sendiri, yang hadir untuk meneguhkan hati. Buku ini memuat banyak 'crayon'; tentang bagaimana menerima ketetapan Tuhan, bagaimana mengisi jeda antara doa dan yang diharapkan, bagaimana mengusahakan agar hati ridha, tentang bagaimana berpasrah, bagaimana meneguhkan kesabaran agar tak hanya dapat bersabar tapi juga mendapat kebahagiaan. Sebelum naskah ini diterima dengan hangat oleh Quanta Emk, naskah ini sempat ditolak oleh salah satu penerbit yang sedang bertumbuh. Katanya, isinya terlalu variatif. Satu sama lain judulnya seperti tidak saling berkaitan, tidak satu arah. Penerbit ini memintaku merombak ulang sesuai dengan keinginannya. Aku tak mau. Karena justru di sinilah warna-warninya. Ujian manusia beragam. Ketika manusia diuji dengan ujian berat, itulah yang dapat menjadi washilah seseorang mendapat warna yang indah bagi hidupnya. Semua itu tergambarkan dalam tulisan capital CRAYON, tersusun oleh batang-batang crayon yang warna-warni. 


Guru kami pernah berkata, "Ketika kita melakukan kesalahan atau disalahsangkai, maka bersyukurlah. Itu tandanya kita manusia; bukan malaikat yang selalu benar, bukan juga iblis yang selalu salah. Kita manusia."
Ini yang kami tuangkan dalam bentuk coretan pelangi di pojok kanan atas cover. Seperti sebuah coretan kesalahan, tapi justru menjadi indah, karena dimaknai sebagai kemanusiaan yang dapat mengusahakan hati agar selalu sabar dan syukur. Putih.
Sempat editorku, Luky, mengusulkan perubahan cover karena beberapa alasan. Sekali lagi, aku tak mau. Karena ini bukan semata judul, tapi ada pesan yang ingin disampaikan, ada cerita di baliknya. Jika tanpa pengertian Mbak Linda Razad dan Luky buku ini mungkin takkan lahir. Karena kengototan penulisnya 🙈.
Kini Crayon Untuk Pelangi Sabarmu sudah dapat diperoleh di seluruh Toko Buku Gramedia. Beberapa sudah sampai di tangan pembaca. Doa terdalamku, semoga memperoleh kebaikan di dalamnya, semoga berkah, semoga Allah Swt ridha.
Aamiin ya Allah...
###
Natisa

No comments :

Post a Comment