Saturday 6 August 2016

Menuntut Allah dengan Tak Patut

Selalu ada cara Allah Swt menyampaikan jawaban-Nya kepada hamba-Nya. Salah satunya lewat tulisan di bawah ini, yang saya nukil dari Buku:


Kitab Al-Hikam karya Syaikh Ibnu 'Athoillah menjadi kitab favorit saya untuk mencambuk diri, mengingatkan lagi tentang kehambaan, dan keaguangan Allah yang Maha Esa. Bait-bait kebijaksanaannya yang sangat dalam, ditambah penjelasan dari KH. Sholeh Darat yang mengena dan membuat malu diri. Ini salah satu bait dan uraian yang membuat pagi ini terasa lebih memikat:

----
"Jangan menuntut Tuhan lantaran permintaanmu terlambat dikabulkan. Akan tetapi, tuntutlah dirimu lantaran terlambat melaksanakan kewajiban."
(Bait dari Kitab Al-Hikam, Syaikh Ibnu 'Athoillah)

"Jangan menuntut Tuhan lantaran permintaanmu terlambat dikabulkan.
Jangan menuntut dan berprasangka buruk kepada Tuhanmu lantaran lamanya pengabulan permintaanmu.
Ketika engkau berdoa kepada Allah memohon sesuatu dan tidak lekas dikabulkan, maka jangan berprasangka buruk kepada-Nya dan juga jangan menuntut apa pun kepada-Nya. Karena Allah melakukan sesuatu atas kehendak-Nya sendiri, tidak menuruti kehendak hamba-Nya, dan tidak diperkenankan menuntut apa pun dari-Nya. Jika keinginanmu dikabulkan, jangan berprasangka bahwa pengabulan itu karena permintaanmu, Allah mustahil dipaksa. Allah memberikan sesuatu pada hamba karena fadhal-Nya, bukan semata-mata karena amal atau permintaanmu.

 "Akan tetapi, tuntutlah dirimu lantaran terlambat melaksanakan kewajiban."
Jika permohonanamu lama tidak dikabulkan, maka berprasangkalah pada dirimu sendiri yang tidak punya tata krama kepada Allah. Karena tuntutanmu agar permintaanmu segera dikabulkan itu termasuk ketidaksopanan kepada Allah.

Tidak sepantasnya seorang hamba menuntut sesuatu dari Tuhannya agar lekas mengabulkan permintaannya. Selain itu, engkau berdoa agar diberi apa yang kau pinta, itu menunjukkan bahwa engkau berdoa sebab ingin diberi, bukan sebab menjalankan perintah Allah. Berdoa agar tercapainya tujuanmu itu sungguh tidak layak bagi seorang yang menghamba kepada-Nya. Dan juga prasangkamu bahwa Allah sudah tidak berkenan mengabulkan doamu itu disebut su'ul adab (tidak punya tatakrama) kepada-Nya.

---
(Halaman 128-129)
---

Ya Rabb,
Maafkan diri,
yang meminta dan menuntut
dengan cara tak patut
Ya Rabb,
Bimbinglah diri,
agar meminta
semata karena peribadatan dan cinta.



---
Natisa,
Bandung, 6 Agustus 2016

No comments :

Post a Comment