Tuesday 22 March 2016

Si Mbak yang Kabur dari Suaminya

Lagi di travel. Cuma berdua, sama seorang wanita muda. Matanya sembab dan berkaca-kaca bertanya ke saya, "Mbak ke Bandung juga?"
Saya menoleh, "Iya.." jawabanku menggantung terperangkap matanya yang berkaca-kaca. Bola matanya yang terus menatap seolah sebuah pintu yang terbuka, yang ingin dimasuki. Dan saya gak bisa ngga untuk bertanya lebih lanjut, "Mbak, kenapa..?"

Wajahnya memerah. Air yang menggenang di kelopak matanya tumpah,

"Saya.. Saya kabur.. Dari suami saya.." pecahlah tangisannya.
Mulutnya bergetar, menceritakan pilu yang ia genggam. Tentang suaminya yang pemabuk, yang setiap ia tegur setiap itu pula ia kena damprat, tendangan, jambakan, bahkan diguyur air dingin dan dikunci di kamar mandi. Ia memperlihatkan luka bakar di tangannya 'peninggalan' si suami, yang tadi pagi sebelum ia kabur luka itu diremas kuat.
Katanya tadi di tempat travel suaminya sempat menyusul, dan cekcok di depan umum. Sampai akhirnya salah seorang tetangganya bilang, "Mas, biarin si Mbaknya pulang aja. Daripada tiap malem ribut dan disiksa terus." si suami terdiam, malu mungkin, lalu akhirnya melepaskan istrinya.

Saya hanya bisa menyimak. Rasanya tak kuasa untuk sekadar berkata, "Sabar ya Mbak.." pada orang yang bisa jadi sudah melewati lapis-lapis kesabaran begitu dalam. Yang saya rasakan, sering kali wanita tak butuh kalimat nasehat untuk kegundahannya, ia hanya butuh telinga untuk menyimak ceritanya. Atau genggaman tangan yang mengalirkan kekuatan dan doa.

Saya hanya bisa menyimak, tapi matanya yang berkaca-kaca itu seperti menagih saya berbicara.

"Mbak.. Hebat. Sudah sampai sejauh ini bersabar dan bertahan." akhirnya, hanya itu yang saya bisa.

Matanya yang berkaca-kaca itu kemudian menatap, tersenyum. Lebih tenang.
Tidak lama setelah itu si Mbak tertidur begitu lelap, setelah sebelumnya setiap malam ia hanya bisa tidur 1-2 jam. Mungkin ini tidurnya yang paling nyenyak, setelah 2 bulan pernikahannya. Ya, usia pernikahannya baru 2 bulan.
Mbak, Allah takkan pernah salah alamat memberikan ujian. Tiada detil kesabaranmu yang diteguhkan, kecuali ada rahmat Allah yang ditambahkan.
Semoga Allah menguatkanmu..
***

Tol Cipularang, 22 Maret 2016

No comments :

Post a Comment