Thursday 25 May 2017

Pengakuan

Di beberapa episode kehidupan, manusia tak jarang minta pengakuan. Apalagi di zaman serba upload dan share seperti saat ini. Membuka sedikit wilayah privasi kepada publik, untuk mendapat pengakuan. Bahkan tanpa diminta, dia akan dengan sukarela membeberkannya. Memang, motifnya tak selalu mencari pengakuan, tapi bukan tak mungkin hal itu adalah salah satu alasannya. Pe-ng-aku-an. Itu tidak salah, amat manusiawi malah.

Ingin diaku agar begini dan begitu. Ingin disamakan dengan yang lain, bahwa "aku" pun begini dan begitu. Keinginan itu bisa berasal dari rasa tidak-aman, unsecure. Merasa diri harus sama, merasa diri harus menegaskan, merasa diri terancam. 

Lalu tak lama lagi kita akan disapa oleh Bulan Ramadhan. Di bulan ini ada satu amal ibadah yang memusnahkan pe-ng-AKU-an. Dimana kita diminta untuk memberikan yang terbaik tanpa dapat meng-upload atau share amalan tersebut. Apakah itu? Puasa. Siapakah yang dapat mengetahui dengan benar kualitas puasa kita? Kita bisa saja mengatakan saya sedang berpuasa, tapi itu hanya ucapan. Bukan lahiriah seperti gerakan shalat, atau besaran zakat/infaq. Mengenani kualitas puasa itu sendiri hanya Allah yang tahu.

Itulah kenapa puasa menjadi satu-satunya ibadah paling intim. Hanya Allah dan hambaNya yang tahu. Kalkulator pahala bagi ibadah puasa ini tidak lagi berlaku. Allah Swt menegaskan, puasa dinilai langsung oleh Allah. Tak lagi pakai hitungan. Maka musnahlah keinginan untuk diaku oleh manusia, yang ada tinggal pengakuan dari yang sejati: Tuhan Semesta Alam. Pengakuan dari-Nya dapat berbuah keridhaan. Jika Ia telah ridha, apalagi yang kita butuhkan?

Seseorang berpuasa atas kesadarannya sebagai hamba. Ia tak hanya menahan lapar dan dahaga, tapi juga merayu diri agar hati dan panca indra ikut berpuasa. Mengikis keinginan untuk diaku, dan memutlakkan hati agar segala ibadah sejatinya untuk mendapatkan pengakuan dari Tuhan yang Satu.

Ramadhan membimbing manusia untuk mendapatkan pengakuan sejati. 
Biarlah sunyi di mata manusia, sebab ridha dan pengakuan Allah di atas segala-galanya.



Marhaban ya Ramadhan 🌷

===

Natisa
Pelabuhan Badas, 1438 H.

No comments :

Post a Comment