Monday 21 September 2015

Agar Bermanfaat? Jadilah Egois!


Sebuah pesan masuk melalui salah satu messenger. Ungkapan sama dari orang yang berbeda, yang selama beberapa bulan terakhir ini sering menyapaku;
"Terima kasih, sudah menuliskan Crayon Untuk Pelangi Sabarmu. Benar-benar menjadi sahabat meneguhkan kesabaran."

Ya Rabb. Selalu bahagia saat menerima ungkapan senada. Jika bukan karena Allah, satu aksara pun aku tak bisa menuliskannya. Jika tanpa izin-Nya, tak akan ada buku ini. Tak akan berbekas apa pun. Ini semua tentang kuasa Allah. Aku hanya raga yang diperkenankan untuk menjadi perantara. Dan aku bersyukur karenanya.

Menurut mereka, seakan-akan aku menuliskan buku ini khusus untuknya. Padahal tak. Murni ini kuasa Allah. 

Seperti saat aku mendapatkan komentar untuk salah satu postingan di blog ini. Dia bertanya bagaimana caranya agar bisa bermanfaat untuk orang lain lewat tulisan? Aku mencoba mencari jawaban yang pas. Tapi aku gagal menemukannya. Karena aku merasa tak pernah benar-benar merencanakan skenario menjadi orang yang selalu memberi manfaat. Mungkin juga karena aku masih jauh dari maqom tersebut. Yang aku lakukan kemarin dan saat ini, hanya menjadi diri sendiri. Terus belajar dan belajar. Pun saat menulis. Aku berusaha menasehati diriku. Merekamnya dalam jejak tulisan. Aku wanti-wanti diriku; orang pertama yang mendapatkan manfaat dari tulisan ini adalah diriku. Orang pertama yang harus mengamalkan semua nasehat dalam buku ini juga diriku. Bahkan jika tak ada satu pun yang membacanya, maka buku ini lahir untuk pembaca tunggal, yaitu aku. 

Peringatan itu yang selalu guruku wasiatkan, jadilah egois saat beramal. Melakukan segala jenis kebaikan untuk diri sendiri. Dengan begitu, kita akan mengupayakan yang terbaik dari yang kita bisa. Kebaikan akan menebar magnetnya ke sekitar, sehingga akan mengundang penerima manfaat. Untuk kita sebagai pelaku, kita hanya bertugas melakukan kebaikan. Apakah kebaikan itu kemudian bermanfaat untuk orang lain atau tidak, hanya Allah yang berkuasa menggerakkan hati hambaNya. Tugas kita melakukan kebaikan dengan kemampuan terbaik saja. Kebaikan, sebelum ia berguna untuk orang lain, diri kitalah penerima manfaat pertamanya. Begitu pula dengan kejahatan. Sebelum kejahatan kita merugikan orang lain, diri kitalah yang pertama kali merugi. Lakukan kebaikan semata-mata karena kita berhajat atas kebaikan itu, karena kita membutuhkannya. Perkara kebaikan itu berguna atau tidak untuk orang lain, biarlah Allah Swt yang mengatur. Allah ta'ala pemilik dan penggerak hati. 

"Jika kamu berbuat baik [berarti] kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri."  (QS. Al-Isra: 7)

Kembali ke pertanyaan di kolom komentar tadi, bagaimana caranya agar dapat bermanfaat untuk orang lain? Aku berusaha menjawabnya sekaligus menasehati diri; jadilah diri sendiri, jadiah egois! Lakukan kebaikan apa pun yang dimampu, semata-mata karena hajat diri dan mengejar ridha Allah. Selain itu, serahkan semuanya kepada Allah Sang Pengatur.


-Natisa


***
Tentang 'Jadilah egois saat beramal' diulas lebih lengkap di Buku Crayon Untuk Pelangi Sabarmu pada halaman 80.

No comments :

Post a Comment