Wednesday 1 April 2020

Penolakan ialah Pemberian

Penolakan adalah bentuk lain dari pemberian.

Demikian guruku mengatakan. Sama sepertimu, aku pun awalnya mengernyitkan dahi, apa maknanya?

Lalu ku telusuri jejak para Nabi. Bagaimana Nabi Yusuf tertolak dari rasa kenyamanan, keamanan, berdekatan dengan Ayahanda tersayang, kawan yang mengingatnya saat ia butuh pertolongan,. Ia tertolak dari semua itu. Namun apa yang Allah berikan? Allah berikan padanya hati yang semakin utuh dalam berharap. Mata batin yang tajam dalam menafsir mimpi. Kebijaksanaannya yang semakin mewah. Bahkan Allah pun berikan padanya kekuasaan. 

Bagaimana dengan Kekasih Allah terkasih, Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam, saat melalui tahun kesedihan. Istrinya yang juga menjadi manusia pertama yang beriman kepadanya, Sayyidah Khadijah Al-Kubra dan pamannya Abu Thalib, yang menjadi garda terdepan dalam perlindungan dan pemberian sokongan dalam perjuangan dakwah Nabi, keduanya meninggal di tahun yang sama. Belum selesai sampai di situ. Penganiayaan dari pihak yang melawan Baginda Nabi pun makin menjadi. Hati siapa yang tak lara mengalami itu semua? Beliau tertolak dari perlindungan, kasih sayang, dan penerimaan kaumnya sendiri. 

Namun tahukah apa yang Allah berikan dari balik penolakan teresebut?
Allah perjalankan Nabi Muhammad Al-Musthafa. Dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsha di Palestina. Ribuan kilometer ditempuhnya hanya dalam waktu semalam. Beliau menjadi imam para nabi shalat. Bahkan diperjalankan pula hingga langit ketujuh, hingga ke Sidratul Muntaha. Bersendiri dalam keagungan luar biasa, beresama Tuhan yang Maha Esa. Yang tiada satu nabi pun mendapatkan penghormatan itu. Tidak Malaikat Jibril pun. 

Lihatlah, bagaimana sesuatu yang terlihat sebagai penolakan, ternyata hakikatnya adalah pemberian. 

Mata lahir kita takkan mampu menembus hakikat ini. Hanya nurani yang bening yang dapat merasakannya. Kau tahu? Nurani berasa dari bahasa Arab. Artinya cahaya dua mata. Mata lahir dan mata batin. Keduanya adalah milik Allah. Dia pula yang kuasa mengaktifkannya. Kau tahu? Segala sesuatu ada kuncinya, ada kekasihnya. Kekasih Allah yang tercinta, yang bahkan namanya pun disandingkan dengan nama Allah. Ialah Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam.

Maka bukalah kunci dan ikatan segala yang terkunci, sesgala yang terkungkung, segala yang gelap, dengan menyebut kekasihnya Tuhan Semsta Alam. Allahumma shalli 'alaa sayyidinaa Muhammad wa 'alaa sayyidinaa Muhammad.

Agar segala yang terasa sebagai penolakan, kan terlihat dan terasa sebagai limpahan pemberian.

-
Natisa
Maret 2020

No comments :

Post a Comment