Tuesday, 27 September 2016

"NATI, SIAPA TUHANMU?"

Sore itu kami diajak duduk melingkari sebuah batu kristal yang dipercantik dengan kalung bebungaan.  Suasana menjelang matahari tenggelam di dalam komplek Green School, Sibang Kaja, Bali, terasa sangat tenteram dengan alunan nyanyian alam, gesekan dedaunan bambu, suara-suara serangga bersahutan, dan aliran sungai ayung. Salah seorang panitia Educator Course membimbing kami untuk melakukan Mindfulness. Sebuah metode mirip meditasi-tapi beda, dimana kami dibimibing untuk memusatkan perhatian sedemikian rupa, menghayati apa yang sedang dilakukan, tanpa melakukan penilaian. Sejenak merasakan badan dengan seutuhnya kesadaran. Mendengarkan suara-suara di sekeliling. Mengulas apa yang terjadi seharian, menerima segala bentuk perasaan, dan let it go.  Biasanya mindfulness dilakukan oleh para guru GS sebelum memulai pelajaran. Sekitar 10-15 menit. Mindfulness sore itu terasa istimewa, hampir dua jam kami diberikan waktu untuk s a d a r. Diajak untuk bersatu dengan alam, menyimak...


Sunday, 11 September 2016

Berenang dan Tuma'ninah

Apa yang membuatmu takut?Mungkin bayangan sebuah keidealan capaian, dan kondisi diri yang merasa tak mampu menggapai. Seorang pelatih renang sambil memegang peluitnya, ia menyeru pada si murid yang berulang kali kepayahan berenang, "Nak! Ketakutan itu yang membuatmu tidak menikmati berada di dalam air. Kamu berenang bukan untuk sampai ke tujuan, tapi nikmatilah setiap gerak tubuhmu." Menikmati. Tapi sering kali pikiran kita digendangi penghakiman; kamu salah! Kamu tidak benar melakukannya! Seharusnya tidak begitu! Lagi-lagi Bapak pelatih renang itu menenangkan hati si murid, "Terus saja bergerak, jangan kepikiran ini salah atau tidak. Kalau pun salah tinggal diperbaiki." Kali ini si murid menyela, "Karena sadar aku salah, aku jadi panik, Pak! Dan tenggelam!" Bapak pelatih itu tertawa mendengar keluhan muridnya, "Padahal kalau kamu biarkan diri mengambang saat tenggelam, badanmu akan menemukan "nafasnya" sendiri. Kepanikan yang membuat dirimu semakin tenggelam, Nak!" Barangkali...


Saturday, 10 September 2016

They Taught Me How Islam Being Practiced

I believe Islam is the way of life, more than a religion. In Islam, we are taught to bring blessings, prosperity, and love for the entire universe (according to one of the verses in Holy Book Al-Quran). Our Prophet, the Prophet Muhammad (peace be upon him), his name means praiseworthy. Because he has a very commendable attitude to fellow human beings despite different groups and religions, animals, and environment. I'm so grateful that I was be a part of EducatorCourse last week. I met many friends from different countries. I gained a lot of inspiration about how Islam is practiced which also inspired me to follow their acts. Among the 25 participants from 13 different countries, there were friends from Depok and Hong Kong who choose not to drink cow's milk. The reason is because they know very well the process of how the cow was forced to produce milk. Cows suffer on dairy farms. They told me, “Cows produce milk for the same reason that humans do, but calves on dairy farms...


Saturday, 3 September 2016

Antara ISIS, Islam, dan Kedamaian

"And how about ISIS? Are they representation of Islam?"  Tanyanya setelah menanyakan tentang gerakan shalat; apakah shalat menghadap ke satu arah atau bebas mengarah kemana saja; apakah shalat sama dengan meditasi, apa kegunaannya, dll. She is from Hongkong, one of my buddies study during Educator Course last week.  Karena tempat tidur kami bersebelahan, dia yang selalu melihat saat aku melaksanakan shalat. Memerhatikan apa yang dibaca, dan mengapa menghadap "tembok". Aku perlihatkan gambar Ka'bah yang dikelilingi jutaan manusia. Dengan terkejut dia bertanya untuk meyakinkan, "Itu semua manusia? Jadi semua manusia muslim di seluruh dunia shalat menghadap benda itu? Mengapa menyembah benda hitam itu?" "Ya! Ka'bah sebuah bangunan, kami tidak menyembah bangunan mati. Melainkan itu simbol bahwa kami hamba dari Tuhan yang Maha Satu. Apapun warna kulit kami, dari mana pun asal kami, di hadapan Dia kami sama-sama hamba." Jawabku sambil memerlihatkan gambar Ka'bah yang lain. Dia...


Thursday, 1 September 2016

Sebagai Tanda Cinta

"Are you believe in One God?" tanya teman dari Brazil sepulang aktivitas Educator Course menuju tempat kami menginap. Sambil berjalan menyusuri komplek hijau Green School dan Sungai Ayung, kami terus berdialog dengan pertanyaannya yang berkembang terus; apa kamu yakin ada kehidupan setelah kematian?; Apa manusia hanya punya satu kesempatan?; Apa kamu percaya Jesus anak Tuhan?; Dan sampailah pada pertanyaan, "I am sorry to asking you this question, kenapa kamu menutup seluruh badanmu kayak gini?" langkahnya dihentikan dan menunjuk aku yang berjilbab. Mungkin ini pertanyaannya yang paling membuatnya penasaran. Di tengah cuaca Bali yang fanas, ditambah aktivitas selama Educator Course yang padat mudah banget ngucurin keringat, tapi aku malah memakai baju tertutup. Aku mencoba menjawabnya dengan bahasa inggris seadanya, pacampur dengan lintasan kosakata Bahasa Arab dan Bahasa Sunda yang suka ojol-ojol eksis.  "Kenapa aku menutup badanku seperti ini? Karena Tuhan memintaku...