Keingininan kita untuk menggapai sesuatu, sebab menganggap sesuatu tersebut itu amat indah, amat megah jika kita raih. Lalu benak dipenuhi angan yang mengandai. Membayangkan bagaimana diri berada di posisi yang diinginkan. Meraih apa yang diimpikan. Seakan surga dunialah di sana; jika semua yang diinginkan tercapai. Layaknya seorang anak kecil yang dihadiahi baju lebaran oleh ibunya. Jauh hari sebelum hari raya tiba, matanya tidak pernah lepas dari pakaian barunya itu. Membayangkan bagaimana eloknya ia, semua mata memandang padanya, dan ia merasa menjadi anak yang paling bahagia. Oh indahnya bermimpi.
Nyatanya, sering kali apa yang diimpikan lebih indah daripada ketika menempuhnya. Mengapa? Karena ketika kita memimpikannya, kita tak harus melewati aral rintang, tikungan-tanjakan. Seperti ketika kau melihat pegunungan yang indah dari kejauhan. Indah. Apakah mau menuju ke sana? Siapkah dengan segala kejutannya? Ketika terus menempuh menujunya, terus menghadapi segala rintangannya,...
Sunday, 25 December 2016
Sunday, 16 October 2016
Ketika Tulisanmu Di-copas

Secara manusiawi mah yah.. Tulisan sendiri dikutip tanpa sumber, dan disebarluaskan, dan dianggap sebagai tulisannya...itu rasanya atiiit... Sakitnya tuh entah dimana. Hehe.
Dan di situlah momen buat kembali nengok niat nulis, apakah untuk diakui-dikenali nama diri atau agar tersampaikan pesan? Jika tujuannya yang kedua, pada kenyataannya pesan tersampaikan bisa dengan atau tanpa nama si penulis. Hanya saja ada yang dilanggar di sini. Pelanggaran tata kaidah pengutipan. Kalau kata temen saya mah, Nisa'ul Fithri Mardani Shihab, ini tentang beradab atau tidak seseorang dalam membuat tulisan.
Kita memaafkan pelanggaran, dan karena menyayangi dia yang melanggar maka kita memberikannya teguran atau pelajaran.
Kalau alasan tidak mengutip sumber asli itu agar terlihat orisinil hasil pemikirannya, justru sebaliknya..dengan mengutip sumber aslinya di situlah intelektualitas seseorang...
Label:
buku crayon untuk pelangi sabarmu
,
dari pembaca
,
kisah buku crayon
,
memaafkan
,
sabar
,
syukur
Monday, 10 October 2016
Salah Kirim Buku dan Cara Kerja Tuhan yang Tak Terduga

Tadi pagi ngirimin buku Crayon Untuk Pelangi Sabarmu ke salah satu pembaca, sebut saja namanya Bunga, pakai jasa GoSend karena alamatnya masih sekitaran Bandung. Dia ngasih alamat di Perumahan Tentram Indah (tentunya alamat asli disamarkan).
Dikirimlah buku tersebut pagi sekitar jam 7. Setelah Mamang GoSend sampe rumah Bunga, ga ada siapa2, satpam perumahan juga ga ada. Bunga ditelpon juga gak ada jawaban. Mamang GoSend nelpon aku, minta pertimbangan baiknya gimana. Aku tanya di sekeliling situ ada orang atau tetangga yg bisa dititipi tidak, dia jawab, "Ada sih, Teh. Tapi cuma orang lalu lalang aja. Takutnya bukunya ga sampai ke Teh Bunga."
Aku pikir, iya juga.. ya udah aku minta dia kirim balik lagi aja ke rumahku. Alhamdulillah si mamang gojeknya amanah, ga mau nyerahin buku ke sembarang orang..
Baru deh pas siangan, Bunga bales WA. Dia baru ada di rumah.. Cus aku pesen...
Label:
beli buku
,
buku crayon untuk pelangi sabarmu
,
dari pembaca
,
inspirasi
,
sinopsis buku
Tuesday, 27 September 2016
"NATI, SIAPA TUHANMU?"
Sore itu kami diajak duduk melingkari sebuah batu kristal yang dipercantik dengan kalung bebungaan.
Suasana menjelang matahari tenggelam di dalam komplek Green School, Sibang Kaja, Bali, terasa sangat tenteram dengan alunan nyanyian alam, gesekan dedaunan bambu, suara-suara serangga bersahutan, dan aliran sungai ayung. Salah seorang panitia Educator Course membimbing kami untuk melakukan Mindfulness. Sebuah metode mirip meditasi-tapi beda, dimana kami dibimibing untuk memusatkan perhatian sedemikian rupa, menghayati apa yang sedang dilakukan, tanpa melakukan penilaian.
Sejenak merasakan badan dengan seutuhnya kesadaran. Mendengarkan suara-suara di sekeliling. Mengulas apa yang terjadi seharian, menerima segala bentuk perasaan, dan let it go.
Biasanya mindfulness dilakukan oleh para guru GS sebelum memulai pelajaran. Sekitar 10-15 menit.
Mindfulness sore itu terasa istimewa, hampir dua jam kami diberikan waktu untuk s a d a r. Diajak untuk bersatu dengan alam, menyimak...
Sunday, 11 September 2016
Berenang dan Tuma'ninah
Apa yang membuatmu takut?Mungkin bayangan sebuah keidealan capaian, dan kondisi diri yang merasa tak mampu menggapai.
Seorang pelatih renang sambil memegang peluitnya, ia menyeru pada si murid yang berulang kali kepayahan berenang, "Nak! Ketakutan itu yang membuatmu tidak menikmati berada di dalam air. Kamu berenang bukan untuk sampai ke tujuan, tapi nikmatilah setiap gerak tubuhmu."
Menikmati. Tapi sering kali pikiran kita digendangi penghakiman; kamu salah! Kamu tidak benar melakukannya! Seharusnya tidak begitu!
Lagi-lagi Bapak pelatih renang itu menenangkan hati si murid, "Terus saja bergerak, jangan kepikiran ini salah atau tidak. Kalau pun salah tinggal diperbaiki."
Kali ini si murid menyela, "Karena sadar aku salah, aku jadi panik, Pak! Dan tenggelam!"
Bapak pelatih itu tertawa mendengar keluhan muridnya, "Padahal kalau kamu biarkan diri mengambang saat tenggelam, badanmu akan menemukan "nafasnya" sendiri. Kepanikan yang membuat dirimu semakin tenggelam, Nak!"
Barangkali...
Saturday, 10 September 2016
They Taught Me How Islam Being Practiced
I believe Islam is the way of life, more than
a religion. In Islam, we are taught to bring blessings, prosperity, and love for the
entire universe (according to one of the verses in Holy Book Al-Quran). Our Prophet, the Prophet Muhammad (peace be
upon him), his name means praiseworthy. Because he has a very commendable
attitude to fellow human beings despite different groups and religions, animals,
and environment.
I'm so grateful that I was be a part of EducatorCourse last week. I met many friends from different countries. I gained a lot of
inspiration about how Islam is practiced which also inspired me to follow
their acts.
Among the 25 participants from 13 different
countries, there were friends from Depok and Hong Kong who choose not to drink cow's milk. The reason is because they know very well the process of how
the cow was forced to produce milk. Cows suffer on dairy farms. They told me,
“Cows produce milk for the same reason that humans do, but calves on dairy
farms...
Saturday, 3 September 2016
Antara ISIS, Islam, dan Kedamaian
"And how about ISIS? Are they representation of Islam?"
Tanyanya setelah menanyakan tentang gerakan shalat; apakah shalat menghadap ke satu arah atau bebas mengarah kemana saja; apakah shalat sama dengan meditasi, apa kegunaannya, dll. She is from Hongkong, one of my buddies study during Educator Course last week.
Karena tempat tidur kami bersebelahan, dia yang selalu melihat saat aku melaksanakan shalat. Memerhatikan apa yang dibaca, dan mengapa menghadap "tembok". Aku perlihatkan gambar Ka'bah yang dikelilingi jutaan manusia. Dengan terkejut dia bertanya untuk meyakinkan, "Itu semua manusia? Jadi semua manusia muslim di seluruh dunia shalat menghadap benda itu? Mengapa menyembah benda hitam itu?"
"Ya! Ka'bah sebuah bangunan, kami tidak menyembah bangunan mati. Melainkan itu simbol bahwa kami hamba dari Tuhan yang Maha Satu. Apapun warna kulit kami, dari mana pun asal kami, di hadapan Dia kami sama-sama hamba." Jawabku sambil memerlihatkan gambar Ka'bah yang lain. Dia...
Thursday, 1 September 2016
Sebagai Tanda Cinta
"Are you believe in One God?" tanya teman dari Brazil sepulang aktivitas Educator Course menuju tempat kami menginap. Sambil berjalan menyusuri komplek hijau Green School dan Sungai Ayung, kami terus berdialog dengan pertanyaannya yang berkembang terus; apa kamu yakin ada kehidupan setelah kematian?; Apa manusia hanya punya satu kesempatan?; Apa kamu percaya Jesus anak Tuhan?;
Dan sampailah pada pertanyaan, "I am sorry to asking you this question, kenapa kamu menutup seluruh badanmu kayak gini?" langkahnya dihentikan dan menunjuk aku yang berjilbab.
Mungkin ini pertanyaannya yang paling membuatnya penasaran. Di tengah cuaca Bali yang fanas, ditambah aktivitas selama Educator Course yang padat mudah banget ngucurin keringat, tapi aku malah memakai baju tertutup. Aku mencoba menjawabnya dengan bahasa inggris seadanya, pacampur dengan lintasan kosakata Bahasa Arab dan Bahasa Sunda yang suka ojol-ojol eksis.
"Kenapa aku menutup badanku seperti ini? Karena Tuhan memintaku...
Tuesday, 16 August 2016
Dalam Kendaraan Bernama INDONESIA

Melewati jalanan Jakarta yang pucuk gedung-gedung tingginya menyentuh langit hitam. Di sana menggantung bulan hampir utuh. Halte-halte Transjakarta dipenuhi mereka yang pulang bekerja.
Sebuah bis Transjakarta berlalu dengan kecepatan sedang. Aku terpaku di mulut pintu halte. Jendela bus itu panjang, memajang anak manusia. Ada yang duduk, dan tidak sedikit yang menggelantungkan tangannya. Dari kejauhan bus itu seperti akuarium manusia. Bedanya kaca jendela panjang itu bertuliskan satu kalimat:
DIRGAHAYU RI KE-71
Tiba-tiba berdegup.
Esok tanah airku berulangtahun ke 71. Aku, dan anak manusia lainnya, seperti penumpang bis Transjakarta. Menumpang dalam kendaraan bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kami terus berjalan, di kendaraan yang telah dibangun oleh para pendahulu. Dengan tenaga, pikiran, dan bahkan darah.
Di kendaraan ini, ada yang ikut berkarya...
Tuesday, 9 August 2016
Dulu, Aku Suka Gereget Sama Orang yang Terlalu Sholeh
Dulu, aku suka gereget sama orang yang terlalu sholeh.
Dia dianiaya, tapi tidak ngotot membalas atau menjelaskan dengan gamblang sampai si lawan bicara benar-benar mengerti. Gereget, karena sebenarnya dia bisa saja membalas dengan lebih pedas, sampai si lawan keok mati kutu, tapi dia ga melakukannya. Gereget, karena kok rela aja dihinakan. Kenapa ga membalas? Kenapa ga terus menjelaskan bahwa sebenarnya dia bersih, tidak seperti yang orang lain pikirkan. Iya sih, dia tidak menerima begitu saja. Dia menjelaskan, tapi tidak terus menerus sampai si lawan mengerti dan menghentikan segala sikap aniayanya.
Dulu, aku ga ngerti dan gereget pakai bangat. Sekarang, aku mulai mengerti.
Ternyata, usaha yang paling melelahkan adalah bicara dengan orang yang ga ngerti, dan parahnya dia juga ga mau ngerti. Orang yang tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu, dan dia tidak mau tahu.
Jadi sebusa apa pun menjelaskan, dia akan tetap begitu dengan segala sangkanya. Lebih baik memilih...
Monday, 8 August 2016
Sesungguhnya Tidak Mudah Menjadi Dirimu
Sesungguhnya tidak mudah menjadi dirimu...
Kau sering menyeretnya untuk bisa memenuhi standar orang lain,
Sering pula bertubi-tubi meminta melakukan hal-hal di luar kemampuan.
Sesungguhnya tak mudah menjadi dirimu...
Tersenyum saat ingin sekali kau tunjukkan kesedihanmu,
Menghibur saat ingin sekali mendapatkan penguatan dari orang lain,
Berdiri tegap, saat yang lain berusaha merontokkan tegar senyum dan kokoh pendirianmu...
Sungguh,
Amat tak mudah menjadi dirimu..
Dirimu itu paling membutuhkan kelembutanmu.
Apakah engkau tak merasa kasihan melihat upayanya untuk menggembirakan orang lain?
Bersabarlah dengan kelambanannya dalam memperbaiki dirinya.
Bukankah engkau yang selalu mengatakan bahwa manusia tak sempurna?
Lalu, mengapakah kau memarahinya karena ketidaksempurnaannya?
Turunkanlah suaramu sebentar,
dan berbicaralah dalam nada suara yang lebih penyayang kepada dirimu.
Duduklah lebih dekat dengan dirimu sendiri.
Bersahabatlah dengannya.
Janganlah kau membuatnya...
Saturday, 6 August 2016
Menuntut Allah dengan Tak Patut

Selalu ada cara Allah Swt menyampaikan jawaban-Nya kepada hamba-Nya. Salah satunya lewat tulisan di bawah ini, yang saya nukil dari Buku:
Kitab Al-Hikam karya Syaikh Ibnu 'Athoillah menjadi kitab favorit saya untuk mencambuk diri, mengingatkan lagi tentang kehambaan, dan keaguangan Allah yang Maha Esa. Bait-bait kebijaksanaannya yang sangat dalam, ditambah penjelasan dari KH. Sholeh Darat yang mengena dan membuat malu diri. Ini salah satu bait dan uraian yang membuat pagi ini terasa lebih memikat:
----
"Jangan menuntut Tuhan lantaran permintaanmu terlambat dikabulkan. Akan tetapi, tuntutlah dirimu lantaran terlambat melaksanakan kewajiban."
(Bait dari Kitab Al-Hikam, Syaikh Ibnu 'Athoillah)
"Jangan menuntut Tuhan lantaran permintaanmu terlambat dikabulkan.
Jangan menuntut dan berprasangka buruk kepada Tuhanmu lantaran lamanya pengabulan permintaanmu.
Ketika engkau berdoa...
Tuesday, 26 July 2016
Bagaimanakah Kondisi Hati Nabi Yusuf Saat itu?
Bagaimanakah kondisi hati Nabi Yusuf saat itu?
Ia tertampan di antara saudaranya,
Ia terkasih di mata ayahnya,
Namun apa daya, sepuluh saudaranya membencinya.
Dengan gagah, para abangnya ingin mengajaknya bermain.
Yusuf kecil girang bukan kepalang.
Ia merasa dilibatkan.
Namun apa nyana, di tengah padang pasir ia dimasukkan ke dalam sumur.
Perih tak terperi. Ia dianiaya saudara sendiri.
Berhari-hari dilalui,
Ia seorang diri tanpa pakaian melindungi,
Lembab, juga sunyi.
Datanglah sekelompok kafilah.
Ia berseri menyambut ketetapan Ilahi.
Tali dijuulur,
Akhirnya ia keluar dari sumur,
Namun apa yang terjadi, ia dijual jadi budak dengan harga yang teramat rendah.
Yusuf kecil menerimanya,
ia beralih dari satu ketetapan Allah ke ketetapanNya yang lain.
Datang seorang pejabat membelinya
Bahkan ia dibeli bukan untuk dijadikan budak,
Pejabat itu ingin menjadikannya sebagai anak,
Akhirnya Yusuf kecil terbina di keluarga mulia,
Namun apa sesudahnya, ia disayang ia...
Sunday, 3 July 2016
Membeli Buku NATISA

Assalamu'alaikum wr wb
Dear Para Pembaca,
Saat ini Buku #CrayonUntukPelangiSabarmu sudah HABIS, dan tidak bisa dipesan lagi.Mohon doanya, semoga ada kesempatan untuk mencetaknya ulang. Kabar baiknya, buku kedua Natisa, yaitu MEREBUT PERAN TUHAN, masih bisa dibeli di Toko Buku Gramedia (tertentu, di beberapa kota sudah habis) atau bisa juga dipesan ke:
WA/SMS: EKO0895-3576-11691
Terima kasih,
Semoga menjadi jalan kebaikan :)
Wassalamu'alaikum Wr Wb
Nat...
Label:
beli buku
,
buku crayon untuk pelangi sabarmu
,
dari pembaca
,
inspirasi
,
kisah buku crayon
,
sinopsis buku
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)
© Copyrigt Pelangi Sabar 2015 by : Natisa