Sunday, 16 August 2015
Jogja Kota Ngangenin
Setelah Bali, Jogja jadi kota yang masih kental dengan budayanya. Pernah suatu kali, di antara rentetan rutinitas yang membabibuta, saya nyulik temen menggila; Nurasiah Jamil. Kita berangkat pakai kereta malam dari Jakarta, tiba di Jogja pagi hari. Seharian itu kita wisata kuliner, jalan-jalan ke Prambanan dan Istana Ratu Boko. Malamnya kembali lagi ke Jakarta. Iya, hanya seharian itu aja. Sengaja, biar pengen balik lagi :D
Dan benar saja.. Dikirim foto ini oleh Nanda Andhika, serta merta rasanya ada kangennn yang gak tergambarkan. Memasuki kota yang ramah, jalanan yang jarang angkutan kotanya, dialek bahasa yang khas, dan bahkan aku merasakan hawa panas-sejuknya.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Popular Posts
-
Bila ada yang merasa bebas menyakiti kita, kita pun memiliki kebebasan untuk menyikapinya. Apakah mempersilakan hati untuk tersa...
-
Nenek Uka Sukaesih (1914 - 2021) Nek Uka, Aku? Bukan sesiapa beliau secara darah daging. Aku mengenalinya sebagai aku si orang ...
-
Di kehidupan ini, kadang kita menjadi sebab bagi hidup orang lain. Di lain waktu, kita menjadi akibat dari tindakan orang lain. ...
-
" And how about ISIS? Are they representation of Islam ?" Tanyanya setelah menanyakan tentang gerakan shalat; apakah shalat ...
-
Lagu Iman Adalah Mutiara/Raihan, 10 tahun yang lalu saya mendengarkannya sambil menatap hujan rintik di balik kaca. Pemandangan yang t...
-
Apa yang membuatmu takut? Mungkin bayangan sebuah keidealan capaian, dan kondisi diri yang merasa tak mampu menggapai. Seorang pelatih ...
-
Aku saksikan hidup para pencinta, tak sepi dari derita. Justru mereka mengenali dan semakin dekat dengan Sang Cinta, sebab menjadikan b...
-
Pendengaranku menagih suara yang paling ingin didengarnya; pujian kepada Muhammad Al-Musthofa.. Penglihatanku menagih pandangan...
-
"Berharap punya santri mah satu saja." -Abah Ruhiat, Cipasung. Hari ini dapet laporan penjualan Crayon Untuk Pelangi Sa...
-
Batas-batas itu dari mana datangnya? Sehingga ingin begitu saja berteriak, dan berhenti. ============= InsyaAllah akan berbi...
Entri Populer
-
Bila ada yang merasa bebas menyakiti kita, kita pun memiliki kebebasan untuk menyikapinya. Apakah mempersilakan hati untuk tersa...
-
Nenek Uka Sukaesih (1914 - 2021) Nek Uka, Aku? Bukan sesiapa beliau secara darah daging. Aku mengenalinya sebagai aku si orang ...
-
Di kehidupan ini, kadang kita menjadi sebab bagi hidup orang lain. Di lain waktu, kita menjadi akibat dari tindakan orang lain. ...
-
" And how about ISIS? Are they representation of Islam ?" Tanyanya setelah menanyakan tentang gerakan shalat; apakah shalat ...
-
Lagu Iman Adalah Mutiara/Raihan, 10 tahun yang lalu saya mendengarkannya sambil menatap hujan rintik di balik kaca. Pemandangan yang t...
-
Apa yang membuatmu takut? Mungkin bayangan sebuah keidealan capaian, dan kondisi diri yang merasa tak mampu menggapai. Seorang pelatih ...
-
Aku saksikan hidup para pencinta, tak sepi dari derita. Justru mereka mengenali dan semakin dekat dengan Sang Cinta, sebab menjadikan b...
-
Pendengaranku menagih suara yang paling ingin didengarnya; pujian kepada Muhammad Al-Musthofa.. Penglihatanku menagih pandangan...
-
"Berharap punya santri mah satu saja." -Abah Ruhiat, Cipasung. Hari ini dapet laporan penjualan Crayon Untuk Pelangi Sa...
-
Batas-batas itu dari mana datangnya? Sehingga ingin begitu saja berteriak, dan berhenti. ============= InsyaAllah akan berbi...
Label
Formulir Kontak
© Copyrigt Pelangi Sabar 2015 by : Natisa
No comments :
Post a Comment