Thursday, 25 May 2017

Pengakuan

Di beberapa episode kehidupan, manusia tak jarang minta pengakuan. Apalagi di zaman serba upload dan share seperti saat ini. Membuka sedikit wilayah privasi kepada publik, untuk mendapat pengakuan. Bahkan tanpa diminta, dia akan dengan sukarela membeberkannya. Memang, motifnya tak selalu mencari pengakuan, tapi bukan tak mungkin hal itu adalah salah satu alasannya. Pe-ng-aku-an. Itu tidak salah, amat manusiawi malah. Ingin diaku agar begini dan begitu. Ingin disamakan dengan yang lain, bahwa "aku" pun begini dan begitu. Keinginan itu bisa berasal dari rasa tidak-aman, unsecure. Merasa diri harus sama, merasa diri harus menegaskan, merasa diri terancam.  Lalu tak lama lagi kita akan disapa oleh Bulan Ramadhan. Di bulan ini ada satu amal ibadah yang memusnahkan pe-ng-AKU-an. Dimana kita diminta untuk memberikan yang terbaik tanpa dapat meng-upload atau share amalan tersebut. Apakah...


Monday, 15 May 2017

A Night at a Cafe in Papua

This is about my new friend from another country, you can call her Xhe (actually not her real name). We spent 1 week in Papua for a project. Several days went nomally, until we sat at a cafe in thrid day of our project. That night is the best night we ever had in Papua. That's conversation is still in my mind. Xhe said to me that she was impressed with my personality. How could it be? Because, Xhe said, I am a calm person and I have an emphatetic soul. Guess what? I was laughing to her joke. "No.. No! I am serious!" she said. Am I a calm person? No! Seriously. Then I told her about how rebelious I am, how I have many questions about life, how I complain for many things. So, how can I be claimed as a calm person?  She looked at me deeply. "Nati, it's okay that you have many questions. There's nothing wrong with all of it. Sometimes, people become a wise person because they...


Friday, 5 May 2017

Kau Bertahan, Kau Diam?

Hasil dari perjuangan bisa jadi tak melulu berupa kemajuan.  Kau dapat bertahan, pun sebuah perjuangan. Sebab bukan sesuatu yang mudah untuk mampu bertahan di tengah kondisi yang tak nyaman. Berapa banyak soalan di luar dugaan dapat kau damaikan? Sekali lagi, itu bukan hal yang mudah. Di balik kebertahanan seseorang, ada harap dan juang yang tak putus walau berkali dihantam ombak keputusasaan. Namun baginya hanya ada dua pilihan; terus bergerak maju, atau tegar bertahan. Tak ada pilihan mundur ke belakang. Apalagi jika kau terus tersenyum saat mampu bertahan.  Tersenyum pada target-target yang seakan mengolokmu, karena tak mampu mencapainya.  Tersenyum pada anggapan orang bahwa kau seakan tak ada kemajuan.  Tersenyum pada standar masyarakat yang mengharuskanmu menyamai mereka.  Tersenyum, sebab dugaan itu salah.  Kau bertahan, bukan berhenti.  Kau...