Thursday, 21 December 2017

Dari Motto "An Australian School.."

Anak-anak di Al-Siraat Islamic College siang itu begitu ceria dan percaya diri menceritakan apa yang mereka sukai dari sekolahnya, kata mereka, "I love the teachers, they play with us and made a lot of games! And I love all people here, they come from many countries." Binar mata mereka jujur sekali menyatakan ekspresi tersebut. Muslim Australia berasal dari banyak kebangsaan. Masing-masing unik dengan perbedaannya, dan hal itu tidak jadi masalah buat anak-anak ini. Mereka malah seneng dengan "warna-warni" kawan-kawannya. Karena perbedaan tersebut dihadirkan secara akrab di kehidupan, dipandang sebagai sesuatu yang fitrah adanya.  Hal ini dilakukan Al-Siraat College karena mereka memiliki motto: An Australian School in the Islamic Tradition. Jadi pendidikan yang mereka lakukan bertujuan mendampingi proses belajar anak didik dengan islamic methode, agar siap hidup sebagai...


Monday, 17 July 2017

Menyalakan Kembali dengan Mematikan

Dulu, berselancar di dunia internet waktunya terbatas. Sepulang ngampus, mampir di Warnet 1-2 jam untuk mencari hal-hal yang sedang ditelusuri. Di antara tab browser yang terbuka, tab Facebook dibuka untuk sekadar hiburan. Mengintip kabar sahabat dan kerabat. Jika sedang kelebihan inspirasi, aku menulis notes atau status. Menulis berparagraf-paragraf, dan membaca banyak tulisan sahabat. Kita saling mengapresiasi, berdiskusi, dan berbalas komen. Dalam waktu yang terbatas itu pula, aku membuka aplikasi YM. Janjian dengan beberapa sahabat untuk ngobrol di YM di waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Obrolan menjadi sangat hangat dan berbobot, sebab kami hanya memiliki waktu yang terbatas. Emoji-emoji YM menjadi hiburan tersendiri untuk mewakili perasaan kami; rindu, terbahak-bahak menertawakan obrolan yang tidak terkira, atau bahkan menangis.  Dulu, scrolling kepoin hidup orang ada waktunya, ngobrol atau chatting ada waktu dan tempatnya. Hanya 2 jam, atau 3 jam jika sedang punya...


Thursday, 25 May 2017

Pengakuan

Di beberapa episode kehidupan, manusia tak jarang minta pengakuan. Apalagi di zaman serba upload dan share seperti saat ini. Membuka sedikit wilayah privasi kepada publik, untuk mendapat pengakuan. Bahkan tanpa diminta, dia akan dengan sukarela membeberkannya. Memang, motifnya tak selalu mencari pengakuan, tapi bukan tak mungkin hal itu adalah salah satu alasannya. Pe-ng-aku-an. Itu tidak salah, amat manusiawi malah. Ingin diaku agar begini dan begitu. Ingin disamakan dengan yang lain, bahwa "aku" pun begini dan begitu. Keinginan itu bisa berasal dari rasa tidak-aman, unsecure. Merasa diri harus sama, merasa diri harus menegaskan, merasa diri terancam.  Lalu tak lama lagi kita akan disapa oleh Bulan Ramadhan. Di bulan ini ada satu amal ibadah yang memusnahkan pe-ng-AKU-an. Dimana kita diminta untuk memberikan yang terbaik tanpa dapat meng-upload atau share amalan tersebut. Apakah...


Monday, 15 May 2017

A Night at a Cafe in Papua

This is about my new friend from another country, you can call her Xhe (actually not her real name). We spent 1 week in Papua for a project. Several days went nomally, until we sat at a cafe in thrid day of our project. That night is the best night we ever had in Papua. That's conversation is still in my mind. Xhe said to me that she was impressed with my personality. How could it be? Because, Xhe said, I am a calm person and I have an emphatetic soul. Guess what? I was laughing to her joke. "No.. No! I am serious!" she said. Am I a calm person? No! Seriously. Then I told her about how rebelious I am, how I have many questions about life, how I complain for many things. So, how can I be claimed as a calm person?  She looked at me deeply. "Nati, it's okay that you have many questions. There's nothing wrong with all of it. Sometimes, people become a wise person because they...


Friday, 5 May 2017

Kau Bertahan, Kau Diam?

Hasil dari perjuangan bisa jadi tak melulu berupa kemajuan.  Kau dapat bertahan, pun sebuah perjuangan. Sebab bukan sesuatu yang mudah untuk mampu bertahan di tengah kondisi yang tak nyaman. Berapa banyak soalan di luar dugaan dapat kau damaikan? Sekali lagi, itu bukan hal yang mudah. Di balik kebertahanan seseorang, ada harap dan juang yang tak putus walau berkali dihantam ombak keputusasaan. Namun baginya hanya ada dua pilihan; terus bergerak maju, atau tegar bertahan. Tak ada pilihan mundur ke belakang. Apalagi jika kau terus tersenyum saat mampu bertahan.  Tersenyum pada target-target yang seakan mengolokmu, karena tak mampu mencapainya.  Tersenyum pada anggapan orang bahwa kau seakan tak ada kemajuan.  Tersenyum pada standar masyarakat yang mengharuskanmu menyamai mereka.  Tersenyum, sebab dugaan itu salah.  Kau bertahan, bukan berhenti.  Kau...


Saturday, 22 April 2017

Aku Tidak Menghindar. Aku Hanya Butuh Waktu.

"Aku tidak menghindar. Aku hanya butuh waktu," katamu siang itu. Karena sejatinya memang kita tak pernah bisa menghindar. Kehidupan selalu menuntut kita menuntaskan hal-hal yang kita hindari. Mereka seakan ingin mengungkapkan, bahwa diri kita sebenarnya mampu menyelesaikan. Ini hanya tentang kemauan. Dan juga keberanian. Keberanian berdiri melihat permasalahan dengan segala kepelikannya. Merunut setiap benang kusut yang ada. Menguraikannya satu per satu. Berlapang dada menerima kesalahan diri, serta menasehati agar mau melakukan perbaikan ke depan.  Keberanian melihat tantangan yang kemungkinan bermunculan jika melakukan keputusan-keputusan besar, itu bukan hal yang mudah. Tapi menyerah bukanlah pilihan. Ketika kau pilih mundur, maka akan kau lihat betapa sudah banyak ketakutan, kekhawatiran, tantangan yang seakan membuatmu mati, ternyata sudah kau taklukkan.  Tak ada.  Tak ada pilihan menyerah.  Tuhan Pemeliharamu ingin kau maju. Membuktikan doa-doamu,...


Thursday, 23 March 2017

Linglung Seharian yang Ujungnya Buat Ngedapetin Pembelajaran Berhargaaaa

Hari ini dicoba sama kelinglungan.. Grasak grusuk berangkat dari rumah jam 4 pagi menuju stasiun.. di tengah perjalanan, ngecek dompet KTP gak ada. Alamat gak akan bisa masuk kan.. akhirnya pulang lagi ke rumah. Obrak abrik tetep gak ada, yaudah pasrah ambil passport aja. Sambil nyiapin foto KTP yang tersimpan di email. Di tengah jalan, baru inget nyimpen KTP di salah satu saku ransel yang dibawa. Bener aja ada.. hiks, tau gitu ga usah pulang dulu ke rumah (yakan ga tauu). Sampai stasiun masih dengan terengah-engah menuju check in online, cus ngetik kode booking yang baru semalam pesen tiketnya, dan... FAILED. Gak bisa check in! Apa karena telat? Segera tanya petugas Loket, tau ngga knp? ternyata aku salah pesen tanggal, harusnya mesen tiket hari ini, malah tanggal besok 😫😓😷. Mbak2nya nawarin reschedule ke hari ini, iya juga aku baru kepikiran, eh tapi apa masih ada kursi? Alhamdulillaah...


Monday, 6 March 2017

Kearifan Diri yang Menjaga Negeri

Bertemu dengan Novi dan Ibunya di Sentra Tenun Desa Poto, Kecamatan Moyo, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Ibunya, Ibu Jaida, adalah ketua kelompok tenun tradisional di sana. Aku takjub memegang karya tangan telaten itu. Kain tenun tebal dengan pattern apik, dan warna merah yang menyala. Untuk membuat kain ini beliau menghabiskan waktu 1 bulan. Beliau bercerita tentang seorang desainer dari Jakarta yang sengaja mendatanginya untuk meminta pada Ibu Jaida, mengubah pattern pada kain tenunnya. Untuk kemudian diolah menjadi bahan baju hasil desain si Desainer tersebut. Seharusnya ini menjadi tawaran menarik. Mengingat desainer tersebut sudah kondang, dan berniat membawa kain tenun Ibu Jaida ke pasar yang lebih luas lagi. Tapi ternyata Ibu Jaida mundur. Karena apa...? "Saya tidak mau mengubah khas daerah saya, Sumbawa. Kalau saya berani mengubah, lalu dia akan membawa kain ini...


Tuesday, 3 January 2017

Reflektif pada Blawuritas Dunia

Kemarin, aku memposting gambar di bawah ini di akun instagram @natisa_23. Lalu mempersilakan kawan-kawan memberikan caption atau tulisan di bawah gambar tersebut. Bebas, apapun. Aku ingat perkataan salah seorang dosenku. Beliau berkata, bisa jadi orang yang menerima perkataan kita dapat lebih memaknai ketimbang makna yang sebenarnya kita miliki. Begitu pun juga maksudku mempersila kawan-kawan followers untuk menuliskan caption di bawah gambar ini, aku ingin mendapatkan kejutan pemaknaan dari mereka. Aku ingin belajar. Dan betul. Ada dua kawan menuliskan caption indah, lalu aku menuliskan komentar juga di bawahnya, dengan segala keterbatasan pemahamanku terhadap pemaknaan mereka. @eanggirospidia "Manusia yang lalai, layaknya dedaunan, ia akan berguguran menempa musim. Namun tak begitu dengan iman, ia akan terus bersemi dan kokoh menuju Ilah."@natisa_23: “Mengapa ranting kering itu...