
Melewati jalanan Jakarta yang pucuk gedung-gedung tingginya menyentuh langit hitam. Di sana menggantung bulan hampir utuh. Halte-halte Transjakarta dipenuhi mereka yang pulang bekerja.
Sebuah bis Transjakarta berlalu dengan kecepatan sedang. Aku terpaku di mulut pintu halte. Jendela bus itu panjang, memajang anak manusia. Ada yang duduk, dan tidak sedikit yang menggelantungkan tangannya. Dari kejauhan bus itu seperti akuarium manusia. Bedanya kaca jendela panjang itu bertuliskan satu kalimat:
DIRGAHAYU RI KE-71
Tiba-tiba berdegup.
Esok tanah airku berulangtahun ke 71. Aku, dan anak manusia lainnya, seperti penumpang bis Transjakarta. Menumpang dalam kendaraan bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kami terus berjalan, di kendaraan yang telah dibangun oleh para pendahulu. Dengan tenaga, pikiran, dan bahkan darah.
Di kendaraan ini, ada yang ikut berkarya...