Sunday, 27 March 2016

Menjadi Musafir atau Penyeberang Jalan di Dunia

Tempat asal kita adalah surga, kawan. Itulah mengapa Nabi terkasih Muhammad SAW bersabda kepada Ibnu Umar ra,  "Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau penyeberang jalan.”  (HR. Bukhari) Orang asing yang melakukan perjalanan atau musafir memiliki 5 sifat: 1. Setiap orang yang tinggal bersama keluarganya akan merasa serba kecukupan terhadap kebutuhannya. Sedangkan seorang musafir jauh dari hal-hal tersebut, maka ketergantungan dirinya hanya kepada Allah swt dan sangat besar. Jadi hadits ini mengajarkan kepada kita agar hati kita selalu dalam kondisi tergantung dan berharap hanya kepada Allah Swt. 2. Seorang Musafir dalam perjalanannya tidak membawa seluruh hartanya, kecuali yang ia perlukan dalam perjalanannya. Karena apabila ia membawa itu semua akan menyebakan ia tidak bisa melanjutkan perjalannya, atau paling tidak akan membuatnya lambat dalam meneruskan perjalannya....


Tuesday, 22 March 2016

Si Mbak yang Kabur dari Suaminya

Lagi di travel. Cuma berdua, sama seorang wanita muda. Matanya sembab dan berkaca-kaca bertanya ke saya, "Mbak ke Bandung juga?" Saya menoleh, "Iya.." jawabanku menggantung terperangkap matanya yang berkaca-kaca. Bola matanya yang terus menatap seolah sebuah pintu yang terbuka, yang ingin dimasuki. Dan saya gak bisa ngga untuk bertanya lebih lanjut, "Mbak, kenapa..?" Wajahnya memerah. Air yang menggenang di kelopak matanya tumpah, "Saya.. Saya kabur.. Dari suami saya.." pecahlah tangisannya. Mulutnya bergetar, menceritakan pilu yang ia genggam. Tentang suaminya yang pemabuk, yang setiap ia tegur setiap itu pula ia kena damprat, tendangan, jambakan, bahkan diguyur air dingin dan dikunci di kamar mandi. Ia memperlihatkan luka bakar di tangannya 'peninggalan' si suami, yang tadi pagi sebelum ia kabur luka itu diremas kuat. Katanya tadi di tempat travel suaminya sempat menyusul, dan cekcok di depan umum. Sampai akhirnya salah seorang tetangganya bilang, "Mas, biarin si Mbaknya pulang...


Friday, 11 March 2016

Bapak Becak yang Kaya

Pulang dari rumah Bibi, saya diantar becak langganan Bibi. Sebelumnya, Bibi cerita tentang keistimewaan Bapak Becak langganannya ini. Beliau punya 4 anak, dan salah satu anaknya Haafidzhul Qur'an (penghafal AlQuran). MãsyãAllãh. Anaknya tersebut beliau pesantrenkan di salah satu pesantren AlQuran di Semarang. Untuk kebutuhan SPP tiap bulannya yang hampir mencapai nominal 1juta, Bapak Becak mengumpulkan setiap rupiah dari hasil kayuhan becaknya. Seadanya uang beliau kirimkan. Dicicil, namun TAK PERNAH NUNGGAK. Bibi juga bilang, Bapak Becak ini selalu siap bertugas kapan pun ditelpon. Untuk tugas antar-antar atau pun beli makanan kebutuhan taklim di rumah Bibi. Uniknya, kalau beliau belanjain belanjaan Bibi dan Bibi tidak sempat ketemu beliau, beliau beli semua pesanannya kemudian diantarkan ke rumah bibi, lalu pulang. Tanpa menunggu Bibi membayar upahnya. "Gampang Mi. Besok lagi aja." katanya tiap kali Bibi minta maaf tak sempat ketemu membayar langsung. Bapak Becak selalu siap...


Tuesday, 1 March 2016

Ingin Marah Ingin Balas Dendam

Selalu ada pertanyaan bagaimana cara meredam amarah atau dendam? Seperti saat acara bedah buku Crayon Untuk Pelangi Sabarmu 2 hari berturut-turut kemarin di Gramedia TSM Bandung (27/2) dan Cipasung Tasikmalaya (28/2). Secara nafsu pengen banget marah bahkan balas dendam sama si penyebab masalah.. Pengeeen banget, kan? Tapi mana bisa, mana boleh.. Kenapa mau mensejajarkan diri dengan pembuat masalah? Biarlah. Tanpa adanya dia sebagai penyebab masalah pun, kehidupan yang akan terjadi ya terjadi jika Allah sudah menghendakinya begitu. Adanya orang yang jadi penyebab (padahal Allah kuasa membuat suatu kejadian terjadi tanpa ada sebab akibat) adalah mungkiiin untuk menguji kita. Sikap apa yang akan kita lakukan kepada mereka? Sikap inilah yang akan menentukan kualitas kita sebagai hamba. Sikap kita ini yang akan dihisab di pengadilan nanti. Sikap kita ini yang akan jadi penentu. Bukan...