
Manusia bisa naik meninggi dengan alat. Bisa turun, juga dengan alat. Selalu ada "dengan" di posisi mana pun manusia berada.
Manusia bisa apa, tanpa "dengan".. Bisa bertahan di tengah ujian, karena membersamakan diri dengan Allah Sang Sumber Kekuatan. Bisa tetap tersenyum dan seolah baik-baik saja, itu pun dengan kekuatan dari Allah. Bisa mengatasi satu per satu kekusutan permasalahan pun karena daya upaya dari Allah. Karena manusia membersamakan dirinya dengan Allah.
Tapi manusia tetap manusia. Kepengecutan sesekali hadir membuatnya terpuruk. Rasanya ingin berteriak, mengibarkan bendera putih. Mengumumkan pada dunia; ia memilih putus asa dan game over saja.
Dalam kondisi seperti itu manusia tidak sedang membersamakan dirinya "dengan" Allah. Dia memilih untuk memeluk permasalahannya seorang diri. Mengulum duka sendirian. Memegahkan kesedihan sedemikian rupa. Hingga akhirnya...